Live Streaming:
Live Streaming:
Pokok Doa 4
Live Streaming:
Pokok Doa 4
Februari & Maret 2025

Peliharalah Harta Yang Indah

Timotius, Titus dan Filemon
Bagikan di:

“Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang tinggal di dalam kita” (2Timotius 1:14)

SURAT-SURAT PASTORAL

Surat Rasul Paulus kepada Timotius (1 & 2 Timotius) dan Titus dikelompokkan dalam “Surat-surat Pastoral” (Pastoral Epistles), sebab ditujukan kepada individu-individu yang bertugas mengawasi atau menggembalakan jemaat. Beberapa penafsir menambahkan surat kepada Filemon, sebab Filemon merupakan salah satu “teman sekerja” Paulus (bdk. Flm. 1). Tetapi, dimasukkannya Filemon ke dalam Surat-surat Pastoral tidak banyak diterima oleh para ahli Perjanjian Baru, apalagi surat ini amat personal dan tidak fokus pada nasihat untuk menggembalakan jemaat. Surat kepada Filemon ini juga tidak memiliki kemiripan dengan surat-surat kepada Timotius dan Titus, yang membahas topik-topik yang sama, yaitu menyangkut guru-guru palsu, iman sejati, perilaku orang percaya, dan kepemimpinan Kristen.

Meski begitu, surat kepada Filemon justru masuk dalam tujuh surat Paulus, yang keasliannya banyak diterima oleh para penafsir Perjanjian Baru. Namun, bukan berarti kita juga meragukan keaslian surat-surat Rasul Paulus lainnya. Sebab, bagaimanapun, pendekatan ilmiah terhadap kajian teks-teks Alkitab terus mengalami perkembangan. Apa yang dulu dipertanyakan, telah banyak ditemukan jawabannya.

 

PENGANTAR SURAT KEPADA TIMOTIUS

Relasi antara Rasul Paulus dengan Timotius adalah relasi antara guru dan murid, antara seorang yang telah berpengalaman malang melintang dalam dunia pelayanan dan misi dengan seorang pemimpin muda yang diberi tanggung jawab untuk menggembalakan jemaat. Paulus menyurati Timotius dalam rangka menguatkan, membimbing, dan sekaligus mengingatkan dia akan kesetiaan Allah. Karenanya, ketika kita membaca kedua surat ini, maka bayangkanlah diri kita dalam posisi Timotius yang sedang membaca surat yang dikirimkan oleh guru, sahabat, dan sekaligus mentor kita.

Meskipun, ada saja ahli Perjanjian Baru yang meragukan bahwa Pauluslah yang menuliskan surat ini. Tetapi, ada banyak tulisan bapak-bapak gereja yang mengutip surat-surat ini dan menyebutkan langsung bahwa penulisnya adalah Rasul Paulus.

Diperkirakan surat pertama kepada Timotius ditulis ketika Paulus berada di Makedonia sekitar tahun 64-65 M, sedangkan surat kedua ditulis ketika ia berada di penjara Roma sekitar tahun 67 M.

Siapakah Timotius?

Timotius berasal dari keluarga yang broken home. Kemungkinan ia bertumbuh tanpa seorang bapak. Dalam Kis. 16:1 dikatakan bahwa ibunya adalah seorang yang percaya, sedangkan bapaknya adalah seorang Yunani. Jadi, Timotius tidak mendapatkan kedekatan rohani dengan sang bapak. Pertumbuhan rohaninya ia peroleh dari ibu dan neneknya (2Tim. 1:5; 3:15). Perkenalannya dengan Paulus melengkapi kepingan puzzle yang hilang dalam hidupnya. Apalagi, Paulus menyapa dia sebagai “anakku yang sah di dalam iman” (1Tim. 1:2).

Paulus memanggil Timotius menjadi murid dan rekan sekerja karena ia memiliki reputasi yang baik di wilayahnya (Kis. 16:2). Dalam perkembangannya, Timotius menjadi murid dan rekan sekerja Paulus yang sangat dipercaya dan setia (bdk. Flp. 2:19-21).

Ajaran Sesat

Di 1Tim. 1:3, Paulus memperingatkan Timotius soal “ajaran lain” (heterodidaskaleō). Jika kita membaca dalam Why. 2:1-3 tentang jemaat Efesus, maka kemungkinan besar Timotius berhasil menjalankan amanat dari sang mentor, sehingga jemaat Efesus dipuji karena kemampuan mereka menguji para “rasul palsu”. Tetapi yang menjadi pertanyaan para ahli Perjanjian Baru adalah ajaran sesat apa sebenarnya yang berkembang di Efesus?

Para penafsir kemudian membandingkan surat-surat Paulus kepada Timotius dengan surat kepada jemaat di Kolose. Mengingat Kolose merupakan tetangga Efesus, sehingga pergumulan yang mereka hadapi kemungkinan tidak jauh berbeda. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa Timotius sedang menghadapi dua ajaran sesat di Efesus, yaitu Legalistik Yudaisme (bdk. 1Tim. 1:7) dan Proto-Gnostisisme (bdk. 1Tim. 4:3; 6:20).

 

PENGANTAR SURAT KEPADA TITUS

Kita tidak punya informasi mengenai jemaat yang ada di Kreta, baik dari dalam surat Paulus kepada Titus, maupun dari surat-surat Paulus lainnya, bahkan dari keseluruhan teks Perjanjian Baru. Dalam Tit. 1:5 dikatakan bahwa Rasul Paulus meninggalkan Titus di Kreta untuk mengatur hal-hal yang masih perlu diatur di dalam jemaat ini, termasuk menetapkan penatua-penatua.

Bisa jadi Paulus adalah perintis jemaat di Kreta, sehingga dia merasa berkepentingan untuk mengutus Titus merapikan jemaat di sana. Namun, bisa juga Titus yang mendirikannya atau mereka bersama-sama. Bahkan, ada teori yang mengatakan bahwa jemaat di Kreta sudah lama berdiri sejak hadirnya orang-orang Kreta dalam peristiwa Pentakosta (Kis. 2:11).

Surat kepada Titus merupakan surat pribadi, yang diperkirakan ditulis ketika Paulus berada di Korintus, sebab surat ini dikirimkan dengan Apolos (Tit. 3:13), yang merupakan pemimpin jemaat di Korintus (bdk. Kis. 18:24-28; 19:1; 1Kor. 1:12; 3:4-6; 4:6; 16:12). Kemungkinan ditulis pada tahun 63 M.

Siapakah Titus?

Meskipun nama Titus tidak pernah disebutkan dalam Kisah Para Rasul, tetapi Paulus sendiri berkali-kali menyebutnya namanya dalam beberapa surat (Galatia, 2Korintus, dan 2Timotius).

Di dalam Gal. 2:3 dikatakan bahwa ia adalah seorang Yunani yang tidak bersunat. Ketika Paulus menghadapi kesusahan di Makedonia, Titus datang dan menjadi penghiburan tersendiri bagi Paulus, dimana Titus mengabarkan kepada Paulus soal dukungan dari jemaat di Korintus, sehingga Paulus semakin bertambah sukacitanya (bdk. 2Kor. 7:5-7). Paulus juga memuji Titus sebagai pelayan yang tidak mengambil untung dari jemaat serta hidup menurut roh (bdk. 2Kor. 12:18). Bagi Paulus, Titus adalah “anak yang sah menurut iman” (Tit. 1:4).

Dalam suratnya kepada Timotius, Paulus menyebutkan bahwa Titus melayani di Dalmatia, yang berada di Ilirikum (bdk. Rm. 15:19).

 

PENGANTAR SURAT KEPADA FILEMON

Surat ini merupakan surat Paulus yang paling pendek, tetapi sangat personal dan mengharukan. Di dalam surat ini, Paulus meminta kepada Filemon untuk menerima Onesimus, seorang budak yang melayani Paulus selama Paulus dalam tahanan. Namun, Paulus tidak mau Filemon menerima Onesimus sebagai budak, dan memperlakukannya sebagai budak, melainkan sebagai “saudara seiman”.

Kemungkinan surat ini ditulis antara tahun 58 dan 60 M, hampir bersamaan dengan surat Kolose. Itulah sebabnya kedua surat ini sama-sama menyebut tentang Arkhipus (Flm. 2; Kol. 4:17), dan mempunyai kemiripan dalam salam penutup.

Siapakah Filemon dan Onesimus?

Filemon adalah seorang jemaat dewasa (Flm. 5) sekaligus “teman sekerja” Paulus (sustratiōtēs) atau secara harfiah bisa juga diterjemahkan “teman seperjuangan”. Ia dulu mengenal Kristus atas tuntunan Paulus (Flm. 19b). Ia adalah seorang yang kaya, sehingga memiliki budak (Flm. 16), memiliki kamar tamu (Flm. 22), dan “jemaat rumah” (oikos ekklēsia) (Flm. 2).

Onesimus adalah budak Filemon, yang mungkin kabur dari Filemon karena melakukan suatu kejahatan (bdk. Flm. 18). Dalam pelariannya, Onesimus bertemu dengan Paulus dan menjadi percaya (Flm. 10). Selanjutnya, Paulus mengirim kembali Onesimus kepada Filemon bersamaan dengan surat ini, sembari meminta kepada Filemon agar hutang Onesimus ditanggungkan kepada dirinya (Flm. 18).

 

***
F E B R U A R I
***

Minggu I (2 Februari 2025)

AJARAN SESAT
1Timotius 1:3-11 (Bdk. 4:1-16; 2Tim. 2:14-26)

Di dalam 1Tim. 1:3-11 Rasul Paulus mengingatkan akan ancaman ajaran Legalistik Yudaisme. Sementara, di 4:1-16 terdapat ancaman Gnostisisme. Paulus mengingatkan Timotius akan tanggung jawabnya untuk mencegah ajaran-ajaran sesat meracuni jemaat, sebab dapat mengganggu pertumbuhan iman jemaat dan menjauh dari ajaran Kristus yang telah diajarkan melalui para rasul.

Pada masa sekarang, ada begitu banyak pengajaran yang melenceng yang berkembang, terutama ajaran-ajaran yang tidak berakar pada Alkitab dan tidak memiliki legitimasi historis dalam tradisi pengajaran gereja.

FOKUS: Pentingnya membendung pengajaran sesat dalam jemaat.

 

Minggu II (9 Februari 2025)

KARAKTER PELAYAN
1Timotius 3:1-13 (Bdk. Tit. 1:5-16)

Rasul Paulus mendeskripsikan syarat-syarat untuk menjadi pengawas jemaat (bishop/ episkopos) (3:1-7; Tit. 1:7-9), pelayan jemaat (diaken/ diakonos) (3:8-13), dan penatua-penatua (presbiter/ presbuteros) (Tit. 1:5-6). Namun, syarat-syarat yang diberikan Paulus di sini relevan untuk semua pelayan jemaat, bahkan untuk semua orang percaya. Sebab, panggilan pelayanan tidak hanya ditujukan kepada orang-orang yang mau ambil bagian dalam pelayanan mimbar saja, melainkan kepada semua orang yang percaya kepada Kristus. Intinya, setiap orang yang percaya kepada Kristus, haruslah orang-orang yang bisa berperilaku baik, tidak hanya di dalam gereja, tetapi juga di luar gereja, bahkan dalam kehidupan rumah tangganya.

FOKUS: Pentingnya memiliki karakter yang berdasarkan pada karakter Kristus.

 

Minggu III (16 Februari 2025)

HIDUP BERJEMAAT
1Timotius 5:17-25

Ada dua hal yang disoroti Rasul Paulus dalam perikop ini. Pertama, bagaimana menghormati dan menghargai jerih payah para pelayan gereja—khususnya di sini disebutkan para presbuteros (penatua/ tua-tua)—terutama para pemberita firman dan pengajar jemaat, dan kedua soal pentingnya menegur mereka yang melakukan dosa. Namun, esensi dari petunjuk dan nasihat Rasul Paulus ini adalah soal ketertiban hidup berjemaat, supaya ada reward and punishment yang baik di antara jemaat dan para pelayan.

FOKUS: Pentingnya hidup tertib dan disiplin dalam berjemaat.

 

Minggu IV (23 Februari 2025)

BERSILAT KATA & CINTA UANG
1Timotius 6:2b-10

Sebenarnya ada empat hal yang disoroti Rasul Paulus dalam perikop ini: Pertama, soal “ajaran lain” (heterodidaskaleō), yang melenceng dari ajaran Kristus dan tidak bersesuaian dengan doktrin ajaran gereja (eusebeian didaskalia); Kedua, soal “mencari-cari soal” (nosōn peri zētēseis) atau secara harfiah berbicara tentang perilaku yang senang terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kontroversial atau memicu kegaduhan dan perselisihan; Ketiga, soal “bersilat kata” (logomakhias), yaitu suatu istilah Yunani yang ditujukan kepada orang-orang yang senang berdebat panjang lebar pada hal-hal yang tidak substantif, sehingga menimbulkan perdebatan yang sia-sia; dan keempat, soal “cinta uang” (filarguria). Filarguria sebenarnya adalah anggapan dalam masyarakat Greko-Romawi yang menganggap kekayaan sebagai tanda kesuksesan dan kekuasaan.

FOKUS: Pentingnya menghindari konflik dan hidup ugahari dalam kehidupan berjemaat.

 

***
M A R E T
***

Minggu I (2 Maret 2025)

SPIRIT PEMBERITA INJIL
2Timotius 2:1-13

Dalam memenuhi panggilan sebagai pemberita Injil, Rasul Paulus menggunakan tiga analogi: “Prajurit” (stratiōtēs), “olahragawan” (athleō), dan “petani” (geōrgos). Prajurit memiliki spirit rela berkorban, olahragawan memiliki spirit disiplin, sedangkan petani memiliki spirit bekerja keras. Semuanya ada risiko yang harus dihadapi, tetapi semuanya fokus pada tujuan yang hendak mereka capai.

FOKUS: Membangun spirit untuk memberitakan Injil.

 

Minggu II (9 Maret 2025)

AKHIR ZAMAN
2Timotius 3:1-9

Rasul Paulus menggambarkan keadaan manusia di akhir zaman. Penggambaran keadaan manusia ini sekaligus mengingatkan jemaat akan tantangan yang akan dihadapi ke depan, terutama dalam mempersiapkan mental generasi-generasi penerus. Jemaat juga bisa mengevaluasi diri, jangan-jangan perilaku kita mulai mengarah ke sana atau mulai membenarkan sikap-sikap seperti itu.

FOKUS: Koreksi diri menghadapi tantangan perubahan zaman.

 

Minggu III (16 Maret 2025)

BACA & BERITAKAN FIRMAN
2Timotius 3:10-4:8

Perikop ini merupakan kelanjutan dari perikop sebelumnya, yang sekaligus merupakan jawaban dari pertanyaan bagaimana menghadapi dekadensi moral manusia di akhir zaman? Bagi Paulus, kunci dari semuanya adalah bagaimana kita setia melakukan firman Tuhan, dimulai dengan hal sederhana, yaitu rajin dan tekun membaca Alkitab. Firman Tuhan bermanfaat dalam hal memperlengkapi orang-orang percaya untuk melakukan perbuatan baik.

Tetapi, membaca Alkitab saja tidak cukup. Kita juga dipanggil untuk memberitakan Firman, supaya lebih banyak orang bisa hidup dalam kebenaran.

FOKUS: Giat dan tekun membaca dan membagikan Firman Tuhan.

 

Minggu IV (23 Maret 2025)

TELADAN DALAM KELUARGA
Titus 2:1-10

Rasul Paulus dalam perikop ini memberikan nasihat penting soal hidup sebagai keluarga Kristen. Ia menasihatkan pentingnya para orang tua menjadi teladan bagi generasi muda dengan menjaga sikap hidup sehari-hari. Sementara, kepada generasi muda dinasihatkan akan pentingnya penguasaan diri dalam segala hal. Nasihat juga diberikan untuk para hamba—yaitu mereka yang bekerja sebagai asisten rumah tangga. Namun, nasihat kepada para hamba ini bisa juga diimplementasikan secara luas kepada setiap orang percaya yang bekerja kepada para atasan. Kepada kita dinasihatkan mengenai pentingnya loyalitas, kejujuran, dan ketulusan.

FOKUS: Pentingnya menjadi teladan sebagai orang tua, anak, dan sebagai pekerja.

 

Minggu V (30 Maret 2025)

KEKUATAN KASIH
Filemon 8-22

Inti dari surat Filemon adalah bagaimana Rasul Paulus meminta belas kasihan Filemon untuk menerima kembali Onesimus, mantan budaknya, sebagai “saudara seiman” (lihat pembahasan Pengantar Surat Filemon). Dari isi surat ini, kita bisa mengambil teladan penting dari sikap Rasul Paulus, Onesimus, dan juga Filemon, yang masing-masing digerakkan oleh kekuatan kasih dengan cara-cara yang berbeda.

FOKUS: Pentingnya hidup dalam kasih Kristus. [ ]

Bagikan di:
Penulis:

Yosi Rorimpandei

Koordinator Komisi Pengajaran GKRIDC

Live Streaming...

Persekutuan Doa

Kamis, 16 Jan 2025 19:00 WIB

Persekutuan Doa Diaspora Copylas

ALAMAT KAMI

Jika Saudara membutuhkan informasi, layanan konseling atau ingin beribadah bersama kami, silakan menghubungi kami

Alamat:

KAPEL ALFA
Taman Alfa Indah Blok J-1 No. 39
Jakarta Selatan

WhatsApp:

+62815-1341-3809