Mengusahakan Berkat Tuhan

Amsal 10: 1-7
Bagikan di:

“Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya” (Amsal 10: 4)

Amsal-amsal Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya.

2 Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut.

3 TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya.

4 Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.

5 Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi; siapa tidur pada waktu panen membuat malu.

6 Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman.

7 Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk.

Amsal-amsal ini bersifat distikon, yaitu terdiri dari dua kalimat yang saling menjelaskan satu dengan yang lainnya di setiap bait. Tetapi, bait-baitnya cenderung bebas, terkesan tidak punya kaitan antara bait satu dengan yang lainnya, serta tidak memiliki alur cerita. Artinya, setiap bait amsal ini bisa dilihat berdiri sendiri-sendiri.

Khusus perikop yang kita baca ini, meskipun setiap bait atau ayatnya terkesan berdiri sendiri-sendiri, tetapi ada korelasi penting yang dapat kita temukan, dimana ayat-ayat ini berbicara tentang bagaimana cara yang bijak dalam memperoleh dan menikmati berkat Tuhan.

Untuk bisa memperoleh dan menikmati berkat Tuhan dalam hidup kita, maka ada dua kualitas yang harus kita penuhi, yaitu kualitas iman dan kualitas usaha.

Kualitas Iman

Kualitas iman ditandai pertama-tama dengan “hikmat” atau “kebijaksanaan” ilahi. Yang dimaksud dengan orang yang “berhikmat” atau “bijak” (Ibrani: khakham) di sini (ay. 1), yaitu orang yang takut akan Tuhan. Artinya, yang mendasari setiap pola pikir, perkataan hingga tindakannya pada kebenaran firman Tuhan, sebagai sumber pengetahuan tertinggi. Ciri-ciri orang bijak/ berhikmat banyak diungkapkan dalam kitab Amsal, misalnya orang yang menjauhi kejahatan (Ams. 14: 16), mau mendengarkan nasihat dan teguran (Ams. 12: 15; 15: 31), terus-menerus belajar (Ams. 1: 5; 18: 15; 10: 14), perkataannya baik (Ams. 12: 18), dan berbagai ciri bisa kita temukan dalam keseluruhan kitab Amsal.

Di ay. 1 ini dimulai dengan kalimat, “Anak yang bijak (ben khakham) mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal (ben kesīl) adalah kedukaan bagi ibunya”. Ayat pembuka ini memosisikan pembaca sebagai anak-anak yang sedang dinasihati oleh orang tuanya. Di sisi lain, ayat ini hendak menekankan bahwa hikmat atau kebijaksanaan itu perlu ditanamkan sejak dini dalam diri anak-anak, agar anak-anak tumbuh menjadi “orang yang bijak”.

Kedua, orang yang “benar” (Ibrani: tsadīq) (ay. 2-3, 6-7). “Benar” yang dimaksud di sini adalah berdasarkan ukuran Tuhan. Dalam Perjanjian Lama, tolok ukur seseorang dikatakan “benar” adalah dengan hukum Taurat (bdk. Rm. 2: 13). Itulah sebabnya, lawan dari “benar” di sini adalah “fasik” (Ibrani: rasha‘), yaitu orang yang tidak peduli atau tidak melakukan hukum/ perintah Tuhan. Dalam Perjanjian Baru, manusia dibenarkan karena “iman” kepada Tuhan Yesus Kristus (bdk. Rm. 3: 28; 3: 24 dan Gal. 2: 16). Meski begitu, “iman” itu harus bermanifestasi dalam perbuatan (bdk. Yak. 2: 24), sebab iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak. 2: 26). Jadi, meskipun “iman” dapat dilihat sebagai starting point seseorang untuk dibenarkan, tetapi nilai imannya dapat dilihat dari perbuatan-perbuatannya (bdk. Mat. 7: 22 dan 1Yoh. 2: 6).

Kualitas Usaha

Alkitab mengajarkan kita untuk tidak menjadi malas. Apalagi, sejak manusia jatuh ke dalam dosa, salah satu konsekuensinya adalah manusia harus “bersusah payah”, bahkan “berpeluh” untuk mendapatkan rezeki (bdk. Kej. 3: 17-19). Itulah sebabnya, kita harus—bahkan wajib—berusaha untuk memperoleh berkat Tuhan.

Kualitas usaha kita ditandai dengan dua hal, pertama, “rajin” (Ibrani: yad kharūts) (ay. 4). Kata yad kharūts secara harfiah berarti “tangan yang tajam”, yang menggambarkan dua hal, yaitu keuletan dan kejujuran. Artinya, “rajin” di sini bukan sekedar pekerja keras atau cekatan, tetapi juga harus jujur.

Ini merupakan tantangan yang sangat berat di era sekarang ini, dimana perkembangan dunia semakin menuntut kita untuk lebih giat lagi dalam bekerja dan berusaha. Apalagi dengan adanya kompetitor-kompetitor, dimana jika kita kurang gigih berjuang, maka kita akan terlindas dan kalah.

Situasi ini kadang-kadang menggoda kita untuk mengambil jalan pintas dan berlaku curang dalam bekerja dan berusaha, yang pada akhirnya meskipun kita bisa meraup hasil yang lebih besar, tetapi tidak mendatangkan damai sejahtera dan kebahagiaan dalam hidup.

Kedua, “berakal budi” atau “cerdas” (Ibrani: sakhal) (ay. 5). Secara harfiah, kata sakhal berarti “berhati-hati, penuh perhatian, pertimbangan, dan memahami”. Kata ini mirip dengan kata bīn dalam bahasa Ibrani, hanya saja kata bīn fokus pada kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat, sedangkan kata sakhal fokus pada intelegensia atau kecerdasan.

Di tengah tuntutan kerja yang semakin tinggi, maka kita perlu memaksimalkan pemanfaatan waktu agar bisa menyeimbangkan antara waktu kerja, waktu istirahat, waktu keluarga dan waktu beribadah. Itulah sebabnya sekarang berkembang konsep “kerja cerdas”, yaitu dengan memanfaatkan teknologi, waktu, dan tenaga sebaik mungkin, sehingga bisa mencapai hasil yang berkualitas dan efektif.

Alkitab pun mendukung model kerja seperti ini untuk mendapatkan berkat Tuhan. Kita pun patut bersyukur di era teknologi informasi sekarang ini ada banyak kemudahan yang mendukung kita untuk bekerja cerdas, termasuk dengan memanfaatkan teknologi-teknologi terbaru. Amin!

Bagikan di:

Penulis:

Yosi Rorimpandei

Koordinator Komisi Pengajaran GKRIDC

Pelayanan Kategorial

DC Kids

Pelayanan Anak
0895-1771-8474

Youth Habakuk

Pelayanan Remaja & Pemuda
0821-1303-2727

Debora

Pelayanan Kaum Perempuan
0812-9744-1129

Efata

Pelayanan Kaum Pria
0853-1083-3921

Permohonan Doa

Jika Saudara membutuhkan dukungan doa khusus untuk didoakan di setiap jam doa kami, silakan mengisi Form Permohonan Doa.

Klik Di Sini

Kontak

Kontak Kami

Jika Saudara membutuhkan informasi atau layanan konseling, silakan menghubungi kami.

Alamat:

KAPEL ALFA
Taman Alfa Indah Blok J-1 No. 39
Jakarta Selatan

WhatsApp:

+62815-1341-3809