Makin Sedikit Pengungsi Kristen Mencari Suaka ke AS

Bagikan di:

Jika dulu Amerika Serikat menjadi negara tempat pencarian perlindungan yang aman, maka dalam setengah dekade terakhir tidak lagi demikian. Hal ini terungkap dari laporan yang dirilis oleh dua lembaga nirlaba Kristen, Open Doors dan World Relief.

Dalam laporan berjudul “Closed Doors” itu disebutkan bahwa jumlah orang Kristen yang datang ke AS dari negara-negara dimana mereka menjadi korban kekerasan dan penganiayaan mengalami penurunan dari 32.248 pada 2016 menjadi 9.528 pada 2022. Artinya, terjadi penurunan hingga 70 persen.

Jumlah pengungsi Kristen dari Myanmar turun dari 7.634 menjadi 587, dari Iran turun dari 2.086 menjadi 112, dari Eritrea turun dari 1.639 menjadi 252, dan dari Iran turun dari 1.524 menjadi 93 dalam jangka waktu yang sama.

Keempat negara tersebut masuk dalam Daftar Pengawasan Dunia tahunan yang rutin diterbitkan oleh Open Doors.

“Kenyataan tragis adalah banyak wilayah di dunia yang tidak aman bagi umat Kristen, dan umat Kristen yang melarikan diri dari penganiayaan memerlukan tempat berlindung yang aman di Amerika Serikat,” tulis laporan itu.

CEO Open Doors, Ryan Brown, menambahkan bahwa penurunan jumlah pengungsi Kristen terjadi justru ketika penganiayaan terhadap umat Kristen meningkat.

Menurut data Open Doors, ada sekitar 360 juta umat Kristen yang menghadapi “diskriminasi dan penganiayaan tingkat tinggi”. Jumlah tersebut naik dari 260 juta dalam laporan “Closed Doors” edisi 2020. Peningkatan terbesar terjadi di wilayah sub-Sahara Afrika akibat ketidakstabilan politik dan konflik internal di negara-negara seperti Nigeria.

Brown mengungkapkan bahwa sebetulnya orang-orang Kristen di negara-negara itu ingin bertahan di sana, tetapi karena situasi yang sulit, mereka terpaksa mengungsi.

Penurunan batas maksimum pengungsi di AS dimulai pada masa pemerintahan Presiden Trump. Penurunan yang tiba-tiba ini semakin diperburuk dengan adanya pandemi COVID-19.

Pada 2021, Presiden Biden menetapkan batas pengungsi sebesar 15.000. Batas ini menjadi yang terendah sejak 1980, tetapi kemudian dinaikkan lagi menjadi 65.000 lantaran protes yang dilakukan oleh kelompok agama.

Setahun terakhir ini, batas maksimal pengungsi ditetapkan menjadi 125.000, tetapi pada tahun fiskal 2023, AS hanya memukimkan kembali sekitar 60.000 pengungsi.

Matt Soerens, wakil presiden bidang advokasi dan kebijakan World Relief mengungkapkan adanya keterbatasan dana dan proses seleksi pengungsi yang panjang akibat pandemi.

World Relief sendiri telah memukimkan kembali lebih dari 7.000 orang selama setahun terakhir, termasuk pengungsi dari Afghanistan dan Irak dengan Visi Imigran Khusus. Lembaga ini terus menambah jumlah stafnya dan membuka kembali kantor-kantor yang ditutup akibat pandemi.

Soerens juga memuji pemerintahan Biden karena telah membantu lembaga-lembaga tersebut untuk membangun kembali infrastruktur pemukiman kembali di luar negeri.

Meskipun laporan Open Doors dan World Relief hanya fokus pada pengungsi Kristen, tetapi laporan ini juga turut membahas soal kelompok minoritas lainnya, termasuk Yahudi dan Yazidi.

Editor: OYR

Bagikan di:

Pelayanan Kategorial

DC Kids

Pelayanan Anak
0895-1771-8474

Youth Habakuk

Pelayanan Remaja & Pemuda
0821-1303-2727

Debora

Pelayanan Kaum Perempuan
0812-9744-1129

Efata

Pelayanan Kaum Pria
0853-1083-3921

Permohonan Doa

Jika Saudara membutuhkan dukungan doa khusus untuk didoakan di setiap jam doa kami, silakan mengisi Form Permohonan Doa.

Klik Di Sini

Kontak

Kontak Kami

Jika Saudara membutuhkan informasi atau layanan konseling, silakan menghubungi kami.

Alamat:

KAPEL ALFA
Taman Alfa Indah Blok J-1 No. 39
Jakarta Selatan

WhatsApp:

+62815-1341-3809