
Juli 2025
Iman Sejati
“...supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus” (Yudas 3b-TB2)
PENGANTAR
2Petrus
Surat 2Petrus ditujukan kepada jemaat yang sedang menghadapi guncangan iman akibat adanya guru-guru palsu (ψευδοδιδάσκαλος/ pseudodidaskalos) dan ajaran-ajaran sesat (αἵρεσις/ hairesis). Ada dua ajaran utama yang kerap dibahas oleh penulis surat ini, yaitu skeptisme terhadap “kedatangan kembali Kristus” (παρουσία/ parousia) (bdk. 3: 3-4) dan kebebasan moral (ἐλευθερία/ eleutheria) (bdk. 2: 19).
Menghadapi tantangan tersebut, penulis menekankan pentingnya “pengenalan” (ἐπίγνωσις/ epignōsis) akan Allah dan Yesus Kristus sebagai dasar iman yang sejati. ἐπίγνωσις itu bukan sebatas pemahaman intelektual, melainkan relasional dan transformatif, yang mengarah pada kesalehan (εὐσέβεια/ eusebeia) (bdk. 1: 2-3).
Hal kedua adalah soal otoritas kitab suci, sebab tidak ada nubuat dalam kitab suci yang berasal dari tafsiran seseorang (1: 20-21). Kalimat pada ay. 20 diterjemahkan berbeda dalam TB-LAI: “nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri”, sementara umumnya terjemahan berbahasa Inggris menerjemahkan: “tidak ada nubuat Kitab Suci datang dari penafsiran seseorang” (bdk. KJV, ISV, dsb). LAI sendiri pernah menerjemahkan seperti itu dalam terjemahan KSI tahun 2000: “tidak ada satu nubuat pun dalam Kitab Suci yang berasal dari penafsiran manusia”.
Hal ketiga adalah mengenai doktrin eskatologi, bahwa “hari Tuhan” (ἡμέρα Κυρίου/ hēmera Kuriou) akan datang secara tiba-tiba, diiringi dengan penghakiman atas dosa dan pembaruan ciptaan (bdk. 3:10).
Surat ini sangat relevan untuk menjawab pergumulan jemaat yang menghadapi skeptisme terhadap ajaran-ajaran agama serta dikaburkan oleh ajaran kebebasan moral.
Yudas
Surat Yudas dikirimkan kepada jemaat yang juga menghadapi “para penyusup” (παρεισδύνω/ pareisdunō), yang oleh para penafsir Perjanjian Baru diyakini merujuk pada guru-guru palsu, mirip dengan yang disebutkan dalam surat 2Petrus. Surat Yudas sendiri memang memiliki banyak kemiripan dengan surat 2Petrus, baik dari segi topik-topik teologis, gaya bahasa, maupun kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama, sehingga tidak sedikit ahli Perjanjian Baru yang menduga bahwa kedua surat ini menggunakan sumber yang sama. Ada juga yang berpandangan bahwa salah satu mengutip dari yang lain, apakah surat 2Petrus yang mengutip dari surat Yudas ataukah sebaliknya.
Namun, inti ajaran Yudas tidak sepenuhnya sama dengan yang diungkapkan dalam surat 2Petrus. Ajaran-ajaran sesat dalam surat Yudas lebih menekankan soal pembenaran atas perilaku-perilaku amoral (ἀσέλγεια/ aselgeia) dan penyangkalan akan otoritas Kristus sebagai “Penguasa” (δεσπότης/ despotēs) dan “Tuhan” (κύριος/ Kurios) (bdk. 4).
Karena itu, surat ini menekankan pentingnya mempertahankan iman yang telah diwariskan turun-temurun (ἅπαξ παραδοθείσῃ/ hapax paradotheisē) (bdk. 3). Penulis surat ini juga mengingatkan akan adanya penghakiman ilahi atas orang-orang yang tidak percaya (bdk. 5-7), sehingga jemaat diimbau untuk meneguhkan iman mereka (bdk. 17-23).
***
Minggu I (6 Juli 2025)
Artikel Terkait
PENGENALAN AKAN KRISTUS
2Petrus 1: 1-3
Iman sejati diberikan dalam kerangka “pembenaran Allah dan Kristus” (TB-LAI: “keadilan”) (ἐν δικαιοσύνῃ τοῦ Θεοῦ... καὶ... Χριστοῦ/ en dikaiosunē tou Theou... kai... Khristou), diperkuat melalui “pengenalan” (ἐπίγνωσις), yang mengarah pada “kesalehan” (εὐσέβεια), sehingga epignōsis itu bukan sebatas pemahaman intelektual, melainkan relasional dan transformatif.
FOKUS: Mengimplementasikan “pengenalan” Allah dan Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Minggu II (13 Juli2025)
JANGAN ASAL TAFSIR
2Petrus 1: 16-21
Kalimat pada ay. 20 “τοῦτο πρῶτον γινώσκοντες, ὅτι πᾶσα προφητεία γραφῆς ἰδίας ἐπιλύσεως οὐ γίνεται” dalam TB-LAI diterjemahkan: “nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri”, sementara umumnya terjemahan berbahasa Inggris menerjemahkan: “tidak ada nubuat Kitab Suci datang dari penafsiran seseorang” (bdk. KJV, ISV, dsb).
FOKUS: Pentingnya memahami kesinambungan pesan firman Allah dan otoritas Alkitab dalam gereja.
Minggu III (20 Juli 2025)
MEMPERTAHANKAN IMAN
Yudas 17-23
Pentingnya mempertahankan iman yang telah diwariskan “turun-temurun” (ἅπαξ παραδοθείσῃ).
FOKUS: Menanamkan prinsip iman bahwa keselamatan merupakan rencana Allah, yang dikerjakan melalui Kristus.
Minggu IV (27 Juli 2025)
HARI TUHAN
2Petrus 3: 1-13; Yudas 3-16
“Hari Tuhan” (ἡμέρα Κυρίου) akan datang secara tiba-tiba, diiringi dengan penghakiman atas dosa dan pembaruan ciptaan. Akan ada penghakiman ilahi atas orang-orang yang tidak percaya.
FOKUS: Kepastian iman bahwa “Hari Tuhan” itu sungguh-sungguh akan datang.
-oOo-

Penulis:
Yosi Rorimpandei
Koordinator Komisi Pengajaran GKRIDC