Dua pendeta yang diculik di timur laut Nigeria telah dibebaskan, kata pemimpin Gereja Persaudaraan di Nigeria (EYN). Pendeta James Kwayang dan Pendeta Ishaku Chiwar diculik oleh teroris dari sebuah gereja di kota Mbila-Malibu di negara bagian Adamawa pada 29 Desember 2024.

“Saat kami merayakan kepulangan dari dua hamba Tuhan yang berdedikasi ini dengan selamat, kami diingatkan akan kekuatan doa dan dukungan kebersamaan,” kata Pendeta Daniel Mbaya, presiden EYN.

Sejak keduanya diculik, para pemimpin EYN telah meminta dukungan doa yang sungguh-sungguh dari semua jemaat agar Tuhan campur tangan dalam penyelamatan mereka.

“Kami meminta semua orang, termasuk keluarga EYN, untuk berdoa agar para pendeta ini dapat pulang dengan selamat dan cepat. Hal ini sangat mengguncang komunitas kami, dan kami membutuhkan doa dan dukungan kalian selama masa sulit ini”.

Pembebasan kedua pendeta tersebut telah dikonfirmasi oleh juru bicara kepolisian, Suleiman Nguroje, pada 6 Januari 2025.

EYN merupakan organisasi Gereja Persaudaraan terbesar di dunia. Sebelum adanya serangan dari kelompok Boko Haram dan kelompok teroris lainnya, EYN memiliki hampir satu juga jemaat aktif.

Penculikan terhadap orang-orang Kristen telah menjadi hal yang biasa di Nigeria, termasuk penculikan lima orang Kristen di negara bagian Nasarawa pada Desember 2024.

Menurut laporan Daftar Pantau Dunia 2024 yang dikeluarkan oleh Open Doors, penculikan terhadap orang Kristen paling banyak terjadi di Nigeria, yang mencapai angka 3.300 kasus penculikan. Sementara, jumlah orang Kristen yang dibunuh pada periode Oktober 2022 hingga September 2023 mencapai 4.118 orang.

Nigeria juga menjadi negara ketiga dengan tingkat serangan terhadap gereja dan bangunan Kristen tertinggi di dunia mencapai 750 serangan.

Banyak peristiwa penculikan di Nigeria dilakukan oleh kelompok teroris Muslim Fulani atau yang dikenal dengan “para penggembala”. Jumlah pengikut kelompok ini mencapai jutaan orang di seluruh Nigeria dan Sahel. []

Editor: OYR