
Rabu Abu
Rabu Abu merupakan hari pertama yang menandai dimulainya Masa Prapaskah. Rabu Abu dihitung 40 hari sebelum Paskah tanpa menghitung hari-hari Minggu. Rabu Abu diisi dengan doa dan menjadi masa awal puasa 40 hari jelang Paskah, merujuk pada Konsili Nicea I (325 M).
Rabu Abu dirayakan oleh gereja-gereja Barat, baik Katolik, Anglikan, Lutheran, dan sebagian Gereja-gereja Reformasi. Beberapa gereja mengadakan kebaktian khusus di gedung gereja, dimana jemaat diolesi tanda salib dari abu pada dahi mereka. Ada juga gereja—kebanyakan gereja-gereja Episkopal—yang menggelar tradisi “Ashes to Go”, dimana para imam, pastor, atau pendeta mendatangi area-area publik untuk mengoleskan abu ke dahi orang-orang percaya.
Artikel Terkait
Dari tradisi penggunaan abu inilah nama perayaan ini disebut “Rabu Abu.” Di dalam Alkitab sendiri, abu sering digunakan sebagai simbol kesedihan, penyesalan, dan pertobatan (bdk. Ester 4:1, 3 dan Mazmur 102: 10), sembari mengingat bahwa manusia berasal dari debu tanah (bdk. Kejadian 3: 19).
Dalam tradisi gereja, abu tetap digunakan sebagai simbol pertobatan. Beberapa bapak gereja, seperti Tertulianus (160-225) dan Eusebius (260-339) menuliskan penggunaan abu dalam tradisi gereja mula-mula.

Penulis:
Yosi Rorimpandei
Koordinator Komisi Pengajaran GKRIDC