
Agustus 2025
Allah adalah Kasih
“Allah adalah kasih, dan siapa yang tetap tinggal di dalam kasih, ia tetap tinggal di dalam Allah dan Allah di dalam dia” (1Yohanes 4:16b-TB2)
PENGANTAR
Surat-surat Yohanes memiliki kemiripan secara linguistik (gaya bahasa dan kosa kata) maupun teologis dengan Injil Yohanes, sebab secara tradisional Injil dan surat-surat ini diyakini berasal dari penulis yang sama, yaitu Rasul Yohanes.
Secara linguistik, kemiripan surat-surat ini bisa dilihat antara lain dalam hal gaya bahasa yang sederhana namun mendalam. Selain itu adanya penggunaan istilah-istilah yang sama secara berulang-ulang, seperti ἀγάπη (agapē), φῶς (fōs), dan ἀλήθεια (alētheia).
Meski demikian, ketiga surat Yohanes memiliki karakteristik yang membedakan satu dengan yang lainnya. Surat 1Yohanes misalnya, meskipun dikelompokkan ke dalam “surat-surat umum”, tetapi secara sastra cenderung menyerupai khotbah, esai teologis, atau traktat. Surat ini tidak memiliki salam pembuka, sapaan kepada penerima yang spesifik, maupun penutupan khas sebuah surat.
Sementara, secara teologis terdapat kemiripan dalam hal pentingnya mengakui bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Mesias yang datang dalam “daging” atau menjadi manusia. Konsep “kebenaran” dan “kasih” juga begitu kuat ditekankan sebagai karakter hidup orang Kristen yang sejati. Selain itu, kehidupan “persekutuan” dalam komunitas Kristen, baik persekutuan dengan Allah maupun dengan sesama orang percaya, juga ditekankan sedemikian rupa.
Dari segi konteks tantangan kehidupan jemaat, ketiga surat Yohanes sama-sama menghadapi ancaman ajaran sesat, khususnya yang berkaitan dengan gnostisisme awal. Ajaran ini menolak inkarnasi Kristus, bahwa Kristus telah datang sebagai manusia (bdk. 1Yoh. 4: 2-3 dan 2Yoh. 1: 7). Selain itu, jemaat yang menjadi tujuan ketiga surat ini juga menghadapi tantangan sosial berupa konflik kepemimpinan, serta tantangan etis menyangkut sikap terhadap para utusan pemberita Injil.
Perbedaan di antara ketiga surat ini secara teologis lebih pada fokus dan tujuan gagasan. Surat 1Yohanes fokus pada upaya penguatan iman dalam menghadapi ajaran sesat. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kebenaran Injil, mendorong ketaatan jemaat, dan memastikan kesatuan rohani di tengah jemaat yang terpecah. Nada tulisannya cenderung reflektif teologis.
Surat 2Yohanes juga fokus pada ajaran sesat, tetapi pesannya berbeda. Surat ini lebih bersifat praktis, yaitu bagaimana mendorong jemaat untuk tidak menyambut atau mendukung guru-guru palsu yang menyebarkan ajaran sesat. Jadi, tujuannya bukan untuk membekali secara teologis, melainkan cenderung bersifat protektif secara praktis. Itulah sebabnya surat ini bernada pastoral yang tegas, yang disertai peringatan dan seruan-seruan yang bersifat preventif.
Surat 3Yohanes lebih praktis lagi, berisi pujian terhadap sikap jemaat dalam menyambut utusan Injil. Dalam surat ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan personal. Mungkin karena surat ini ditujukan kepada pribadi yang bernama Gayus.
***
Minggu I (3 Agustus 2025)
ALLAH ADALAH TERANG
1Yohanes 1: 5-10
Allah adalah “Terang” (φῶς) karena itu umat Allah harus hidup dalam persekutuan (κοινωνίαν) dengan Allah dengan cara hidup dalam terang (kebenaran dan kekudusan), bukan dalam kegelapan (dosa). Penggunaan kontras antara “berjalan dalam terang” dan “berjalan dalam kegelapan” (ay. 6) dengan struktur bersyarat (ἐὰν) menegaskan bahwa persekutuan sejati bergantung pada keselarasan dengan sifat Allah
FOKUS: Dampak persekutuan dengan Allah terhadap persekutuan dengan sesama.
Artikel Terkait
Minggu II (10 Agustus 2025)
INKARNASI KRISTUS
1Yohanes 4: 1-6; 2Yohanes 7-9
Kata “δοκιμάζετε” (dokimazete) (menguji) menegaskan pentingnya memeriksa dan mengevaluasi ajaran dengan cermat, terutama ajaran yang menyangkal soal kemanusiaan Kristus, sebab ajaran semacam itu adalah ajaran Antikristus (ἀντίχριστος).
FOKUS: Pentingnya memiliki ajaran yang lurus dalam Gereja.
Minggu III (17 Agustus 2025)
HUT ke-80 Republik Indonesia
HIDUP DALAM KEBENARAN DAN KASIH
2Yohanes 4-6; 3Yohanes 3-4
Kebenaran dan kasih merupakan ciri utama kehidupan Kristen, dimana kasih diwujudkan melalui ketaatan pada perintah Allah. Kata Yunani: “περιπατοῦντας” (peripatountas) dan “περιπατῆτε” (peripatēte) menekankan pentingnya gaya hidup yang konsisten dalam kebenaran (ἀλήθεια) dan kasih (ἀγάπη).
FOKUS: Pentingnya kesetiaan pada kebenaran dan kasih sebagai dasar iman Kristen. Dikaitkan dengan tema HUT ke-80 RI yang menekankan tentang “kesatuan” dan “kedaulatan”.
Minggu IV (24 Agustus 2025)
MENGALAHKAN DUNIA
1Yohanes 5: 1-5
Iman yang aktif (πιστεύων/ pisteuōn, πίστις/ pistis) mendapatkan penekanan khusus dalam perikop ini, sebab iman memberikan kemenangan yang pasti dan berkelanjutan dari pengaruh dunia.
FOKUS: Menanamkan keyakinan bahwa iman memiliki kuasa yang besar.
Minggu V (31 Agustus 2025)
ALLAH ADALAH KASIH
1Yohanes 4: 7-21
“Allah adalah Kasih” (ὁ Θεὸς ἀγάπη ἐστίν) adalah inti teologis dari surat Yohanes. Kasih-Nya yang diwujudkan melalui pengorbanan Yesus menjadi dasar bagi kasih antar sesama, yang merupakan bukti kelahiran rohani dan kehadiran Allah.
FOKUS: Pentingnya kasih sebagai ciri iman sejati dan menentang ajaran yang memisahkan iman dari kasih praktis.
-oOo-

Penulis:
Yosi Rorimpandei
Koordinator Komisi Pengajaran GKRIDC