Paus Fransiskus pada hari Senin (2/10/2023) menyarankan agar beberapa imam Katolik dapat memberkati hubungan sesama jenis.
Pernyataan Paus itu disampaikan saat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh lima kardinal konservatif mengenai apakah Paus akan mengizinkan para imam untuk memberkati hubungan sesama jenis.
Dalam tanggapan resminya, Paus menegaskan bahwa Gereja hanya mengakui pernikahan antara “seorang laki-laki dengan seorang perempuan” yang “secara alami terbuka untuk menghasilkan keturunan”. Namun, ia menambahkan bahwa pernikahan sejenis harus memiliki kesempatan untuk diberkati oleh para imam Katolik berdasarkan “kasus per kasus”... selama mereka “tidak menyampaikan konsep pernikahan yang keliru”.
Pernyataan Paus ini dinilai bertentangan dengan catatan penjelasan tahun 2021 dari Kongregasi Ajaran Iman Vatikan, yang menyatakan bahwa hubungan sesama jenis tidak dapat diberkati sebab “Tuhan tidak dapat memberkati dosa”.
Sementara itu, Gereja Jerman menjadi tajuk pemberitaan tahun ini karena mengizinkan imam-imam Katolik untuk memberkati sejumlah hubungan sesama jenis. Selama beberapa tahun terakhir, Gereja Katolik Jerman telah melakukan serangkaian reformasi menyusul skandal pelecehan seksual dan tingginya warga Jerman yang meninggalkan gereja.
Paus Fransiskus cenderung lebih terbuka menyikapi masalah LGBTQ+ dalam Gereja Katolik. Ia pernah mengirimkan dana darurat kepada para pekerja trans seksual di Italia pada 2020, serta beberapa kali berjumpa dengan para transgender yang tidak memiliki rumah. Meski begitu, ia belum membuat pernyataan yang benar-benar sepenuhnya mendukung transgender.
Pernyataan Paus baru-baru ini mendapatkan pujian dari sejumlah organisasi advokasi LGBTQ+, baik di dalam maupun di luar Gereja Katolik. New Ways Ministry, misalnya, menulis surat terbaru untuk Paus dan menyebut pernyataannya sebagai sebuah kemajuan yang signifikan. Organisasi ini merupakan salah satu organisasi yang mengadvokasi hak-hak umat Katolik LGBTQ+.
“Kelonggaran bagi para pelayan pastoral untuk memberkati pasangan sesama jenis menyiratkan bahwa gereja memang mengakui bahwa cinta suci bisa ada di antara pasangan sesama jenis, dan cinta itu mencerminkan Tuhan,” tutur Direktur Eksekutif New Ways Ministry, Francis DeBernardo.
Editor: OYR