Paus Fransiskus bertemu secara terpisah pada Rabu (22/11/2023) dengan keluarga Israel yang kerabatnya menjadi sandera di Gaza dan warga Palestina yang hidup dalam perang. Ia meminta supaya perang dan “nafsu untuk membunuh semua orang” diakhiri.

Paus berbicara tentang penderitaan warga Israel dan Palestina setelah pertemuannya, yang diselenggarakan sebelum kesepakatan penghentian sementara pertempuran Israel-Hamas. Ia tidak merujuk pada kesepakatan yang menandai terobosan diplomatik terbesar sejak meletusnya perang menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.

Paus mengatakan bahwa ia bertemu di Vatikan dengan keluarga dari 240 sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza, dan secara terpisah dengan delegasi warga Palestina, yang memiliki kerabat di Gaza. Di kursi VIP Lapangan Santi Petrus terdapat orang-orang yang memegang bendera dan syal Palestina serta poster kecil yang memperlihatkan mayat-mayat di dalam selokan dan tulisan “Genosida” di bawahnya.

“Di sini kita telah melampaui perang. Ini bukan lagi perang, ini terorisme,” kata Paus. “Tolong, mari kita lanjutkan dengan perdamaian. Berdoalah untuk perdamaian, banyak berdoa untuk perdamaian”.

Ia juga memohon kepada Tuhan untuk membantu rakyat Israel dan Palestina “menyelesaikan masalah dan tidak melanjutkan nafsu yang pada akhirnya membunuh semua orang”.

Paus telah berkali-kali menyerukan diakhirinya perang dan berusaha mempertahankan netralitas diplomatik Vatikan dalam menghadapi konflik. Vatikan sangat prihatin dengan penderitaan umat Kristen di Gaza.

Serangan Hamas bulan lalu menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel. Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 11.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.