Kota kelahiran Yesus, Betlehem di Tepi Barat, menyatakan telah mencopot semua dekorasi perayaan Natal. Hal ini merupakan bagian dari pernyataan para pemimpin Kristen dan otoritas kota yang pada pekan lalu memutuskan untuk membatalkan semua perayaan publik, dan ini baru pertama kali terjadi di kota kelahiran Yesus sejak perayaan modern dimulai.

“Para petugas kota Betlehem mengumumkan pembongkaran dekorasi Natal yang telah dipasang selama beberapa tahun di lingkungan kota, serta menghapus semua perayaan untuk menghormati para martir dan sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat kami di Gaza,” tulis pemerintah kota di Facebook.

“Alasannya adalah situasi umum di Palestina; orang-orang sedang tidak terlalu menyukai perayaan apa pun, mereka sedih, marah, dan kesal; rakyat kami di Gaza dibantai dan dibunuh dengan darah dingin,” kata juru bicara kota tersebut kepada Telegraph.

“Karena itu, sama sekali tidaklah pantas untuk mengadakan perayaan seperti itu ketika terjadi pembantaian di Gaza dan serangan di Tepi Barat”.

“Tahun ini, situasi di Betlehem belum pernah terjadi sebelumnya dan suasananya sangat menyedihkan, dan itulah yang seharusnya dilihat dunia, dan menyadari bahwa ini bukanlah keadaan normal”.

“Betlehem harus menyampaikan pesan belasungkawa dan duka”.

Meskipun dekorasi-dekorasi Natal telah dicopot, tetapi doa dan upacara keagamaan terkait Natal masih tetap diizinkan berlangsung, demikian dilaporkan oleh LBC.

Sebelumnya, para pemimpin gereja di Yerusalem telah meminta semua umat Kristen di Tanah Suci untuk menahan diri dari kegiatan Natal yang diadakan dalam bentuk perayaan yang berlebihan. Seruan serupa juga disampaikan oleh Gereja-gereja Katolik di Galilea dan Dewan Gereja Injili Lokal di Tanah Suci.

“Karena ribuan orang terbunuh,” kata Pastor Munir Kakish, presiden dewan tersebut, “kami hanya mengadakan kebaktian tradisional dan renungan mengenai makna Natal”.