Alfa dan Omega
September 2025

Alfa dan Omega

Seri Kitab Wahyu
Bagikan di:

“Akulah Alfa dan Omega... yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa” (Wahyu 1: 8-TB2)

 

PENGANTAR

Terlepas dari berbagai pandangan teologis mengenai penulis kitab Wahyu, secara tradisi dipercaya bahwa penulisnya adalah Rasul Yohanes—salah satu dari dua belas murid Yesus—yang kala itu sedang berada di pengasingan atau dalam penjara di Pulau Patmos (bdk. 1: 9). Hal ini dikonfirmasi oleh tulisan sejumlah teolog gereja mula-mula, seperti Irenaeus, Yustinus Martir, dan Eusebius. Mereka berpandangan bahwa dia juga yang menulis Injil Yohanes dan Surat-surat Yohanes.

Diperkirakan, kitab ini ditulis sekitar akhir abad pertama Masehi (sekitar 90-96 M), ketika orang-orang percaya menghadapi penganiayaan di bawah kekuasaan Kaisar Domitianus (memerintah pada 81-96 M).

Domitianus mendeklarasikan diri sebagai penguasa absolut dengan metode pengkultusan kaisar, dimana kaisar dianggap sebagai “tuhan” dan “dewa” (Dominus et Deus). Ia dipuja melalui ritual keagamaan, termasuk melalui persembahan seperti kepada dewa-dewi Romawi.

Tekanan dan penganiayaan dari penguasa inilah yang membuat penulis Kitab Wahyu menulis menggunakan genre “apokaliptik”. Genre sastra yang telah berkembang dalam tradisi Yudaisme selama periode Helenistik (sekitar abad ke-3 SM hingga abad pertama Masehi).

Genre ini berkembang tatkala orang-orang Yahudi menghadapi penindasan, penganiayaan, dan krisis identitas. Karena itu, tulisan-tulisan apokaliptik sarat dengan pesan yang berisi pengharapan dan penghiburan, sekaligus di dalamnya tersirat pesan-pesan kritik dan perlawanan terhadap kekuasaan yang tiran.

Salah satu ciri yang paling menonjol dari genre ini adalah penggunaan simbolisme dan kiasan berupa lambang-lambang, angka-angka, dan gambaran fantastis untuk menyampaikan pesan-pesan teologis. Simbolisme dan kiasan yang digunakan biasanya merupakan simbolisme dan kiasan yang sudah akrab di internal komunitas pembaca mula-mula.

Karena itu, untuk menafsirkan kitab ini sangatlah dibutuhkan pemahaman akan konteks simbolisme dan kiasan yang digunakan di dalamnya, terutama dalam kaitannya dengan pengaruh Yudaisme bagi jemaat mula-mula.

***

Minggu I (7 September 2025)

ALFA DAN OMEGA
Wahyu 1:8 (Bdk. 21:6; 22:13)

Sebutan “Alfa dan Omega” (τὸ Ἄλφα καὶ τὸ Ὦ) dalam kitab Wahyu dikenakan kepada Bapa (1:8; 21:6) dan juga Kristus (22:13). Sebutan ini sudah dikenal sejak dalam Perjanjian Lama (bdk. Yes. 44:6; 48:12), yang menyatakan kedaulatan dan kekekalan Allah, kesetaraan Kristus dengan Allah, karya keselamatan yang holistik dan tuntas, serta harapan dan penghiburan.

FOKUS ED:

Keluarga merefleksikan makna “Alfa dan Omega” dalam menghadapi tekanan, penderitaan, dan ketidakpastian.

 

Minggu II (14 September 2025)

PENUNGGANG KUDA
Wahyu 6: 1-8 (Bdk. 19:11-16)

Empat Penunggang Kuda melambangkan “kuasa ilahi” dan “penghakiman Allah” (bdk. Za. 1:8-11; 6:1-8) atas dunia yang memberontak terhadap-Nya. Dalam tradisi penafsiran Timur, empat penunggang kuda juga melambangkan kondisi hati manusia: dosa, pertikaian, kelaparan rohani, dan kematian rohani. Gambaran ini mengingatkan kita bahwa selalu ada konsekuensi atas dosa. Meski begitu, di dalam Kristus selalu ada harapan dan kemenangan (bdk. 19:11-16).

FOKUS ED:

Keluarga menanamkan nilai “takut akan TUHAN” dan “ketaatan kepada Kristus”.

 

Minggu III (21 September 2025)

BINATANG DARI LAUT DAN BUMI
Wahyu 13:1-18

Binatang dari laut dan dari bumi adalah kritik terhadap “kultus kaisar” Romawi yang menggambarkan persekongkolan antara “kekuasaan duniawi” yang chaos, dan “keagamaan yang palsu” yang tunduk pada kepuasan duniawi.

FOKUS ED:

Keluarga merefleksikan makna “kuasa” dan “keagamaan” yang berdasarkan kepemimpinan dan spiritualitas Kristus.

 

Minggu IV (28 September 2025)

YERUSALEM BARU
Wahyu 21:1-22:5

Dalam kitab para nabi, digambarkan telah jatuh dalam dosa, sehingga mereka menubuatkan “Yerusalem baru” (bdk. Yes. 65:17-19; Yeh. 48:35). Dalam kitab Wahyu, Yerusalem Baru menjadi simbol pemulihan oleh Allah bagi orang-orang yang taat dan setia.

FOKUS ED:

Keluarga merefleksikan makna “pemulihan” dan “keselamatan” di dalam Kristus.

FOKUS ED = Fokus bahasan Ecclesia Domestica

-oOo-

Kirim Donasi
Bagikan di:
Penulis:

Yosi Rorimpandei

Koordinator Komisi Pengajaran GKRIDC

Live Streaming...

IBADAH MINGGU KE-2

Minggu, 14 Sep 2025 10:00 WIB

Ibadah GKRI Diaspora Copylas minggu ke-2

Live Streaming
  • 00
    HARI
  • 00
    JAM
  • 00
    MNT
  • 00
    DTK

Kontak Kami

Jika Anda membutuhkan informasi, layanan konseling atau ingin beribadah bersama kami, silakan menghubungi kami

Alamat:

KAPEL ALFA
Taman Alfa Indah Blok J-1 No. 39
Jakarta Selatan

WhatsApp:

0815-1341-3809