
Mempertahankan Iman
“Namun kamu, Saudara-saudaraku yang terkasih, dengan membangun dirimu di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoa dalam Roh Kudus, peliharalah dirimu dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal” (Yudas 20-21 – TB2)
Istilah “membangun” dalam ayat ini diterjemahkan dari kata Yunani: epoikodomeō. Suatu istilah yang biasanya digunakan dalam konteks pembangunan rumah, yang dibangun berdasarkan rencana atau desain yang ada. Demikian juga dengan “iman”, iman tidak dibangun tanpa dasar, melainkan atas dasar “pengajaran para rasul” (ay. 17 bdk. ay. 3). Itulah “iman yang suci” atau “iman yang murni”, yang dimaksud oleh Yudas dalam nats ini.
Artikel Terkait
Itulah juga sebabnya mengapa Gereja mempertahankan adanya Kredo atau Pengakuan Iman, sebagai dasar dari pengajaran Gereja untuk membina dan menumbuhkan iman jemaat. Dengan demikian, Gereja terhubung satu dengan yang lainnya oleh dasar pengakuan yang sama, dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh ajaran-ajaran yang menyimpang.
Ibarat rumah yang dibangun di atas dasar yang matang dan kokoh, yang telah teruji oleh waktu dan musim, maka rumah itu akan siap menghadapi berbagai hantaman. Begitu juga dengan “iman yang suci”, bukan iman yang gampang berubah oleh situasi dan kondisi, tetapi iman yang mampu menjawab berbagai situasi dan kondisi. Amin!
BERTAHANLAH DALAM IMAN YANG TERUJI, BUKAN IMAN YANG MUDAH DIOMBANG-AMBINGKAN!

Penulis:
Yosi Rorimpandei
Koordinator Komisi Pengajaran GKRIDC