Para pemimpin gereja di Yerusalem bersama-sama dengan Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, menyerukan gencatan senjata di Gaza dan mengutuk pemboman gereja ortodoks di sana. Mereka juga menyerukan ditingkatkannya keamanan untuk rumah sakit dan tempat ibadah.
Seruan tersebut disampaikan pada Sabtu (21/10/2023), ditandatangani oleh para pemimpin agama dan kepala gereja di Yerusalem usai kunjungan Uskup Agung Welby selama beberapa hari di Yerusalem.
Mereka mengecam tindakan Israel di Gaza, terutama serangan udara yang terjadi di kompleks Gereja Ortodoks Saint Porphyrios di Gaza pada 19 Oktober 2023. Serangan itu menewaskan 18 orang yang berlindung di dalam gereja. Dua hari sebelumnya, roket Israel diberitakan menghantam Rumah Sakit al-Ahli yang dikelola oleh Gereja Anglikan di Gaza. Serangan itu menewaskan ratusan orang.
Belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas kedua serangan tersebut. Beberapa bukti menunjukkan bahwa serangan itu disebabkan karena roket Hamas yang salah sasaran.
Jumlah orang Kristen di Gaza telah berkurang drastis hingga di bawah 1.000 orang. Sementara, pusat-pusat kegiatan umat Kristen telah berkali-kali menjadi sasaran serangan. Saat ini, hanya pusat kegiatan Katolik yang tidak terkena dampak serangan di Gaza.
Para pemimpin gereja di Yerusalem dan Uskup Agung Welby mendesak upaya gencatan senjata secepatnya serta mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Selain mereka, Paus Fransiskus juga cukup aktif menyerukan perdamaian di Gaza. Pada hari Minggu (22/10/2023), Paus Fransiskus telah menghubungi Presiden AS Joe Biden untuk membahas konflik dan jalan menuju perdamaian.
Editor: OYR